Nature & Health

5 Tanda Si Kecil Masuk Angin

 

Tahukah Bunda bahwa penyakit masuk angin sebetulnya tidak dikenal dalam ilmu kedokteran? Istilah ini bahkan hanya ada di Indonesia. Biasanya, keluhan masuk angin dirasakan setelah seseorang melakukan aktivitas terlalu lama di luar ruangan. Nah, kondisi masuk angin ternyata tidak hanya dialami oleh orang dewasa, tapi juga anak-anak. Karenanya, Bunda perlu mewaspadai beberapa tanda masuk angin pada anak-anak. Ini dia beberapa di antaranya.

Kembung, mual, dan muntah

Bunda, jika si kecil mengalami rasa tidak nyaman pada bagian atas perut, bisa jadi ini merupakan tanda masuk angin. Apalagi kalau ia baru saja bermain di luar dalam waktu lama. Apabila rasa sakit tersebut dibarengi dengan sakit perut yang melilit hingga berulang kali mengeluarkan kentut, bisa jadi dipicu juga oleh intoleransi laktosa. Untuk mengatasinya, Bunda bisa memberikan susu non laktosa kepada si kecil.

Namun, beda lagi jika rasa tidak nyaman tersebut disebabkan oleh gangguan pada fungsi organ cerna. Solusinya bisa dengan menghindari makanan berlemak dan minuman yang mengandung soda atau kafein. Jika kondisinya cukup parah, sebaiknya Bunda langsung membawanya ke dokter. Biasanya dokter akan memberikan obat untuk menghilangkan nyeri dan mengurangi asam lambung.

Batuk dan pilek

Tanda masuk angin lain bisa berupa batuk dan pilek. Kedua kondisi ini umumnya disebabkan oleh virus, Bunda. Tidak perlu panik, Bunda bisa mengatasinya dengan meminta si kecil untuk minum lebih banyak air mineral dan memastikan ia beristirahat dengan cukup. Apabila kondisinya semakin parah, sebaiknya jangan langsung memberinya obat, melainkan konsultasikan dulu ke dokter anak.

Diare

Diare juga bisa menjadi salah satu tanda masuk angin, Bunda. Dipicu oleh virus, diare umumnya ditandai dengan perubahan konsistensi tinja karena kandungan air di dalamnya yang melebihi batas normal. Bahkan si kecil bisa buang air besar hingga lebih dari tiga kali sehari. Karena ada banyak cairan yang keluar, penting bagi Bunda untuk memberikan lebih banyak air mineral kepada si kecil agar ia tidak dehidrasi. Bisa juga dengan memberikan garam oralit.

Demam

Pada kondisi yang lebih parah, tanda masuk angin bisa hadir dalam kondisi demam dengan suhu tubuh mencapai lebih dari 37,5 derajat Celcius. Jika suhu tubuh si kecil mencapai 38 derajat Celcius padahal usianya masih kurang dari tiga bulan, Bunda dianjurkan untuk membawanya langsung ke dokter.

Sementara itu, untuk anak usia 3-6 bulan, Bunda boleh menunggu dulu hingga suhu tubuhnya mencapai 38,5 derajat Celcius. Sedangkan, bayi di atas usia enam bulan bisa menunggu hingga suhu tubuh 40 derajat Celcius. Saat konsultasi ke dokter, jangan lupa juga menyampaikan kondisi lain yang mungkin dialami si kecil selain demam. Misalnya muntah, sakit kepala, tidak mau minum, atau kejang.

Lebih sering rewel

Ketidaknyamanan yang dirasakan si kecil akibat tanda masuk angin membuatnya jadi lebih rewel daripada biasanya. Rewel mungkin menjadi hal yang biasa dialami anak-anak. Namun, apabila rewel tersebut dibarengi dengan anak tidak mau makan dan terus-terusan menangis, bisa jadi anak benar-benar masuk angin. Kuncinya adalah mengetahui penyebab kerewelan yang dialami anak agar Bunda bisa segera mengatasinya secara tepat.

 

Itulah beberapa tanda masuk angin yang perlu Bunda waspadai pada diri anak. Membiarkan anak beraktivitas di luar ruangan memang baik, tetapi Bunda harus tetap cermat agar kesehatannya tidak terganggu. Gunakan selalu Konicare Minyak Telon Plus untuk bayi dan Konicare Minyak Kayu Putih Plus untuk anak dan seluruh keluarga, agar tubuh tetap hangat, terhindar dari masuk angin, dan terlindungi dari gigitan nyamuk/serangga selama beraktivitas di luar ruangan. Harumnya yang lembut alami tanpa tambahan parfum juga bisa membantu menenangkan serta membantu si kecil tidur nyenyak setelah melakukan aktivitas seharian. Semoga si kecil selalu sehat ya, Bunda!

 

Photo Credit: Pexels

Artikel Lainnya

Komentar Bunda

Evaaryani93

anak ku sering masuk angin????

Yiyin_29

Info yg bermanfaat

ananoer

ok

Lihat Komentar Lainnya

Copyright 2009 - 2022 Konimex. All right reserved
Copyright 2009 - 2022 Konimex.
All right reserved