Di era media sosial seperti sekarang, Bunda pasti pernah menemui foto-foto bayi baru lahir dalam berbagai pose lucu. Sangat wajar kalau Bunda jadi ikut tertarik melakukan pemotretan untuk si kecil setelah lahiran nanti. Namun, perlu diingat bahwa memotret bayi baru lahir tidak semudah kelihatannya, lho.
Suasana hati bayi yang tidak bisa diprediksi mungkin saja membuat sesi pemotretan berjalan kurang lancar. Namun, berbakal beberapa tips di bawah ini, Bunda bisa mendapatkan hasil yang bagus dalam pemotretan bayi baru lahir.
Sesi pemotretan bayi baru lahir akan lebih mudah dilakukan apabila Bunda sudah menentukan tema terlebih dulu. Dengan begitu, Bunda tahu apa saja yang harus dipersiapkan, mulai dari desain tempat pemotretan hingga aksesoris yang diperlukan. Lalu, selama pemotretan berlangsung, Bunda juga tidak akan bingung tahu apa yang harus dilakukan pada si kecil. Sebagai inspirasi, Bunda bisa melihat foto-foto bayi baru lahir yang ada di media sosial.
Misalnya, Bunda menggunakan tema Disney Princess. Dengan tema ini, Bunda bisa mengenakan pakaian yang menyerupai putri Disney seperti Snow White, Cinderella, Little Mermaid, atau Belle. Tambahkan juga aksesoris seperti bando atau bunga agar foto bayi baru lahir terlihat semakin menggemaskan.
Ada aturan 10 days rule yang sebaiknya Bunda terapkan saat memotret bayi baru lahir. Maksudnya, lakukanlah pemotretan saat si kecil masih berusia 5-10 hari sejak kelahirannya. Selama jangka usia tersebut, idealnya bayi masih lebih sering tertidur, bahkan dalam posisi meringkuk seperti sedang berada dalam rahim.
Tentunya hal tersebut akan memudahkan Bunda dalam mengatur pose si kecil selama pemotretan. Sedangkan, apabila Bunda melakukan pemotretan setelah dua minggu kelahiran, biasanya pada usia ini si kecil sudah lebih aktif, sehingga lebih sulit untuk diatur dalam berbagai pose lucu.
Sama seperti berbagai jenis pemotretan lain, angle dan pencahayaan juga memainkan peranan penting dalam memotret foto bayi baru lahir. Kebanyakan pemotretan bayi baru lahir dilakukan di dalam ruangan sehingga fotografer pun memanfaatkan lighting studio demi mendapatkan foto yang terang.
Namun, tidak ada salahnya juga memanfaatkan cahaya alami, Bunda. Tenang saja, si kecil tidak harus diajak ke luar rumah. Bunda bisa mencari spot di dalam ruangan dengan jendela besar. Lalu, manfaatkan cahaya matahari sebagai lighting alami. Untuk mendapatkan highlight dengan hasil foto yang lembut dan smooth, coba ambil foto dengan angle sekitar 45 derajat. Jangan ragu untuk bereksplorasi demi mendapatkan hasil foto terbaik!
Bunda, saat mengambil foto bayi baru lahir, jangan terlalu terpaku pada pose secara keseluruhan, ya. Coba juga untuk memotret detail-detail bagian tubuh si kecil. Misalnya kedua matanya yang sedang terpejam, mulutnya yang agak mengerucut ketika tertidur, atau jari-jari tangan dan kakinya yang begitu mungil.
Hasilnya akan lebih maksimal dan memukai apabila Bunda memotretnya dengan kamera berlensa makro. Untuk finishing touch, coba edit beberapa foto detail bagian tubuh bayi tersebut dalam nuansa hitam putih untuk menciptakan efek yang lebih dramatis.
Bagaimana, Bunda, sudah siap melakukan pemotretan bayi baru lahir? Selain keempat tips di atas, Bunda juga sebaiknya membuat si kecil terjaga sebelum pemotretan berlangsung. Jadi, selama pemotretan, ia pun tertidur sehingga memudahkan Bunda untuk menata gayanya. Caranya bisa dengan membuatnya kenyang atau memandikannya terlebih dulu.
Jangan lupa oleskan Konicare Minyak Telon Plus agar tubuh bayi hangat dan nyaman dengan keharuman alami tanpa tambahan parfum dan wanginya yang bayi banget, bisa membantu Bunda lebih rileks dan tenang berkonsentrasi selama pemotretan.
Selamat mencoba dan semoga hasil foto bayi baru lahir bisa memuaskan, ya, Bunda!
Photo Credit: Freepix
wahyu85
ok