Ketika memasuki usia dua tahun, biasanya nafsu makan si kecil akan mulai menurun, hal ini utamanya disebabkan oleh laju pertumbuhan si kecil yang mulai melambat, serta banyak kegiatan yang membuatnya merasa kalau makan hanya akan menghambatnya untuk bersenang-senang.Walaupun begitu, anak-anak tetap harus mendapat makanan dalam porsi yang seimbang.
Salah satu makanan yang sangat dibutuhkan bagi perkembangan anak adalah sayuran. Kebanyakan sayuran banyak mengandung vitamin, protein, zat besi dan zat lainnya yang sangat dibutuhkan oleh tubuh. Tapi sayangnya, memberikan sayuran bukanlah hal yang mudah. Bahkan ada sebuah ideom yang mengatakan kalau sayuran merupakan musuh anak-anak.
Pada dasarnya, segala makanan akan enak di lidah si kecil, kalau saja si kecil sudah dibiasakan mengkonsumsinya. Jadi sebenarnya ini bukan masalah sayuran merupakan musuh atau karena rasanya tidak enak, tapi karena sejak usia bayi, si kecil sudah terbiasa dengan produk hewani, seperti susu sapi dan lainnya. sehingga ketika harus mengkonsumsi sayuran, lidahnya akan menolak.
Kebanyakan anak akan diperkenalkan dengan binatang-binatang yang ada di sekitar rumah kita, sebut saja sapi, kambing, kerbau, burung atau hewan lainnya. ironisnya, kebanyakan hewan tersebut mengkonsumsi tumbuhan. Secara tidak langsung, apa yang sering di lihat dan di dengar si kecil akan berpengaruh kepada daya pikirnya. Termasuk memposisikan sayuran sebagai makanan ternak.
Kebanyakan menu makanan kita, kebanyakan di dominasi oleh jenis makanan yang di goreng, ketimbang makanan yang ditumis dan di rebus. Sedangkan kita ketahui, kebanyakan sayuran jarang yang dimasak dengan cara di goreng. Akibatnya, si kecil merasa asing kalau dia menyantap sayuran yang memang kebanyakan rasanya hambar karena cara masaknya yang di kukus atau di sayur. Kalaupun ada rasa gurih, itu bersumber dari kuah sayur tersebut.
Faktor rasa merupakan hal yang utama kenapa si kecil malas sayuran. Coba anda bayangkan, ketika anda sudah terbiasa dengan gurihnya daging, kini anda dipaksa untuk mengkonsumsi sayuran yang rasanya hambar, atau bahkan cenderung pahit. Tentu saja mereka harus kembali beradaptasi lagi dengan lidahnya. Dan proses adaptasi ini bukanlah hal yang mudah, terlebih untuk anak-anak.
Naya
Makasih infonya Konicare