Senang rasanya melihat anak begitu aktif melakukan berbagai kegiatan. Sayangnya, tidak semua tempat memiliki kondisi yang aman dan ramah anak. Bisa saja saat anak sedang berlarian, ia kurang waspada dengan kondisi sekelilingnya hingga akhirnya kepala anak terbentur meja atau hal lain.
Jika anak hanya menangis sebentar, lalu masih mau makan dan setelahnya kembali cerita, maka tidak ada yang perlu Bunda khawatirkan. Namun, apabila si kecil justru mengalami beberapa hal di bawah ini, maka Bunda perlu ekstra waspada.
Saat kepala anak terbentur sesuatu, biasanya ia akan diam sejenak seakan mencoba memproses apa yang baru saja terjadi. Kemudian, ia pun menangis. Hal ini sangat wajar terjadi. Namun, perhatikan apakan setelah itu si kecil bisa kembali bangun dan berdiri dengan tegap. Masalahnya, apabila ia justru terlihat lemas dan seperti kehilangan keseimbangan, Bunda sebaiknya segera membawa si kecil ke dokter. Apalagi jika ia sudah tidak sanggup berdiri, bisa jadi itu merupakan tanda kondisi yang lebih serius.
Hematom merupakan suatu kondisi pembuluh darah yang pecah di bawah kulit. Akibat terjadinya hematom, kulit anak pun terlihat memar dengan warna biru keunguan. Hematom yang terjadi di daerah pelipis atau belakang kepala memiliki risiko yang cenderung lebih tinggi jika dibandingkan dengan hematom di dahi.
Sebetulnya kondisi memar setelah kepala anak terbentur merupakan hal yang wajar. Namun, apabila ukuran memar tersebut lebih dari 5 cm. Hematom juga biasanya disertai dengan benjolan, tetapi usahakan agar Bunda atau si kecil tidak menyentuh atau bahkan memijitnya. Sebagai pertolongan pertama, Bunda bisa mengompresnya dengan es batu atau air dingin untuk membantu menghentikan pendarahan.
Mungkin ada beberapa anak yang setelah mengalami benturan pada kepala, ia tidak menangis histeris atau cenderung tenang. Namun, Bunda tetap harus waspada. Setelah menangkan anak, sebaiknya Bunda langsung mengecek kondisi tubuhnya secara keseluruhan, khususnya di daerah kepala.
Pastikan tidak ada cairan atau darah yang keluar dari anggota tubuh. Jika seandainya ada cairan atau darah yang keluar dari hidung, telinga, atau mulut misalnya, langsung bawa si kecil ke dokter untuk pemeriksaan lebih lanjut demi mencegah hal-hal yang tidak diinginkan.
Saat kepala anak terbentur, Bunda tetap harus mengawasi efeknya hingga beberapa hari ke depan. Pasalnya, terkadang gejalanya tidak bisa langsung dilihat atau dirasakan. Ketika anak tertidur, coba perhatikan saat Bunda membangunkannya. Apabila si kecil tidur lebih lama dari biasanya atau sulit dibangunkan, Bunda perlu waspada. Bisa jadi sebetulnya ia kehilangan kesadaran, bukan sekadar tidur biasa.
Masalahnya, kehilangan kesadaran bisa jadi menunjukkan bahwa si kecil mengalami gegar otak. Walaupun gegar otak merupakan cedera kepala yang umum terjadi pada anak-anak, Bunda tetap harus waspada. Jadi, jika Bunda mendapati kebiasaan tidur anak yang mungkin berbeda dari biasanya, sebaiknya langsung periksakan ke dokter, ya.
Kepala anak terbentur merupakan hal yang memang umum terjadi pada anak, apalagi jika ia sedang berada dalam usia aktif. Walaupun begitu, Bunda tetap harus mewaspadai berbagai hal di atas. Jika Bunda menemui hal-hal tersebut dialami oleh anak setelah kepalanya terbentur, segera bawa anak ke dokter atau rumah sakit untuk pemeriksaan lebih lanjut.
Photo Credit: Pexels
Yiyin_29
Info yg bermanfaat