Mitos & Fakta

4 Dampak Bila Si Kecil Terlalu Sering atau Terlalu Lama Mandi Air Hangat

Photo Credit: Pexels

 

Mandi air hangat rasanya sudah menjadi keharusan untuk si kecil. Air hangat dipilih karena dianggap bisa memberikan rasa hangat dan nyaman kepada anak. Selain itu, Bunda mungkin merasa takut menggunakan air bersuhu dingin untuk si kecil karena bisa menyebabkan penyakit seperti demam. Hal ini bisa diterima karena memang daya tahan tubuh anak berbeda.

Namun, mandi air hangat pun ternyata punya beberapa dampak negatif. Terlebih jika Bunda menggunakannya terlalu sering atau dalam durasi yang lama. Ya, meski air hangat dianggap bisa memberikan efek relaksasi dan kehangatan bagi tubuh si kecil, Bunda harus tetap waspada terhadap dampaknya. Berikut ini beberapa dampak terlalu lama mandi air hangat.

Mengurangi kelembapan kulit

Kulit anak-anak terutama bayi akan selalu terasa lembut dan kenyal. Ini karena kadar kelembaban alaminya masih tinggi dan pH kulit anak cenderung seimbang. Seiring bertambahnya usia, kedua hal ini akan mulai berubah. Beberapa penyebabnya berasal dari luar, termasuk dari air yang digunakan untuk mandi atau membasuh muka.

Bunda tentu tidak ingin kulit si kecil terasa kering dan kendur, bukan? Untuk itu, perhatikanlah air yang digunakan untuk memandikan si kecil. Air bersuhu tinggi lebih mudah mengikis lapisan minyak alami kulit. Dampaknya, kulit akan terlihat kering dan kendur dalam waktu lama. Jadi, sebaiknya Bunda menyingkat durasi waktu saat memandikan anak dengan air hangat.

Menyebabkan kulit sensitif

Perbedaan temperatur antara kulit si kecil dengan air hangat ternyata bisa berbahaya. Pasalnya, kulit si kecil cenderung lebih sensitif jika dibandingkan orang dewasa. Reseptor pada kulit tubuh anak lebih cepat dalam mengirm sinyal sensitif kepada otak. Akibatnya, tubuh akan lebih mudah memunculkan reaksi seperti ruam-ruam merah atau rasa terbakar pada kulit.

Supaya hal ini tidak terjadi pada si kecil, usahakan untuk menggunakan air hangat dengan temperatur yang tidak terlalu tinggi. Pastikan komposisi air hangat dengan air bersuhu normal seimbang. Hal ini untuk mencegah si kecil merasa kedingingan saat mandi, namun tetap tidak mengganggu kesensitifan kulitnya.

 

Memicu gangguan pencernaan

Apakah terkadang si kecil memuntahkan makanannya dan Bunda tidak pernah tahu penyebabnya? Ada kemungkinan hal ini disebabkan oleh mandi air hangat terlalu lama. Ya, mandi air hangat dalam durasi yang panjang, terlebih sesaat setelah makan, ternyata bisa memicu gangguan pencernaan pada si kecil.

Saat mandi air hangat, aliran darah dalam tubuh yang menuju ke otak akan terhambat. Akibatnya, pasokan oksigen di dalam otak akan menipis dan sebagai reaksinya adalah rasa mual dan bahkan muntah. Agar hal ini tidak terjadi pada si kecil, ada baiknya untuk memberi jeda yang cukup bila ingin memandikan anak setelah makan.

Memberikan rasa dingin yang berlebih

Air hangat dipilih kebanyakan orang tua untuk memandikan buah hatinya karena mampu memberikan rasa nyaman. Tidak hanya itu, air hangat juga memberikan efek relaksasi sehingga si kecil bisa lebih tenang setelah dimandikan. Namun, jika penggunaannya salah, mandi air hangat justru bisa memberikan rasa dingin yang berlebih pada si kecil.

Bagaimana bisa? Saat mandi air panas, pembuluh darah di sekitar kulit akan melebar dan panas pun dialirkan ke seluruh tubuh. Akibatnya, suhu badan meningkat dan terasa hangat. Saat terpapar udara di luar kamar mandi, tubuh akan merasa kaget karena suhu ruangan yang lebih rendah daripada suhu tubuh, meski kenyataannya suhu tersebut masih tergolong normal. Oleh karena itu, Bunda bisa memberi kehangatan lain untuknya. Oleskan Konicare Minyak Telon Plus atau Konicare Minyak Kayu Putih Plus dengan merata setelah anak selesai dimandikan. Selain bisa membebaskan si Kecil dari masuk angina karena memberikan kehangatan yang pas, kandungan lavender dan geranium dalam Konicare Minyak Telon Plus dan Konicare Minyak Kayu Putih Plus pun dapat melindungi si Kecil dari gigitan nyamuk efektif selama 8 jam. Sudah halal juga lho.

Artikel Lainnya

Komentar Bunda

Naya

makasih infonya konicare

Widya

terima kasih

Widya

terima kasih infonya konicare

Lihat Komentar Lainnya

Copyright 2009 - 2022 Konimex. All right reserved
Copyright 2009 - 2022 Konimex.
All right reserved