Proses belajar berjalan adalah sebuah proses yang krusial bagi anak sekaligus ibu. Penting bagi anak karena sangat penting bagi tumbuh kembangnya. Di sisi lain, proses ini juga penting untuk Bunda karena sering dijadikan topik pembicaraan antar ibu. Banyak ibu yang sering membanding-bandingkan kemampuan berjalan anak mereka.
Beberapa mitos tentang belajar jalan bahkan diyakini sebagai fakta oleh beberapa ibu. Hal ini tentu bisa membahayakan karena tidak ada fakta ilmiah di balik mitos-mitos tersebut. Nah, supaya Bunda bisa memilah mitos-mitos tersebut, artikel ini akan membahas mitos dan fakta seputar anak berjalan jalan. Simak yuk, Bunda!
Anak Berusia Satu Tahun Harus Sudah Bisa Jalan
Jawaban: Mitos
Setiap anak punya waktunya sendiri untuk bisa berjalan. Beberapa anak memang bisa mulai berjalan pada usia satu tahun, beberapa justru bisa lebih cepat saat mereka berusia sembilan bulan. Rentang waktu yang normal adalah antara 9-17 bulan. Jadi, Bunda tidak perlu membandingkan si kecil dengan bayi lain yang bisa berjalan lebih cepat.
Tumbuh kembang bayi memang berbeda-beda sehingga mereka juga butuh waktu yang berbeda untuk bisa berjalan. Bayi perlu waktu untuk mengumpulkan kekuatan otot supaya bisa berjalan. Sebelum itu, mereka akan merangkak dan bergulung. Nah, proses inilah yang kemudian membuat waktu anak berjalan bisa berbeda-beda.
Baby Walker Berbahaya untuk Anak
Jawaban: Fakta
Menurut temuan dari American Academy of Pediatrics (AAP), baby walker akan membuat otot-otot kaki bayi tidak bisa berkembang sempurna. Ini karena saat menggunakan baby walker, bayi akan bergantung pada roda-roda penggerak alih-alih kakinya sendiri. Selain itu, alat bantu ini juga cukup berbahaya karena tidak ada pengendali kecepatannya.
Bayi jelas belum punya kemampuan untuk mengendalikan kecepatan mereka. Lebih-lebih saat dibantu roda-roda penggerak. Akibatnya, bayi bisa rentan terjatuh atau tertubruk benda yang bisa menyebabkan ia terluka. Supaya hal ini tidak terjadi pada anak, sebaiknya Bunda menghindari baby walker saat membantu anak untuk berlatih jalan.
Anak Laki-laki Lebih Sulit Belajar Jalan
Jawaban: Mitos
Beberapa orang menganggap bahwa jenis kelamin akan berpengaruh. Menurut kepercayaan orang tua, anak laki-laki akan lebih sulit belajar jalan. Padahal dalam penelitian ahli, tidak ditemukan data yang bisa mendukung anggapan ini. Bayi, baik laki-laki maupun perempuan, punya waktu dan kemampuan masing-masing untuk bisa berjalan.
Apabila Bunda mendengar anggapan ini, ada baiknya untuk tidak mengambil hati. Memang ada beberapa hal yang bisa memengaruhi proses belajar jalan si kecil, namun jenis kelamin jelas tidak. Daripada mendengarkan anggapan yang tidak benar ini, lebih baik Bunda terus memberi semangat pada anak supaya tidak putus asa saat belajar berjalan.
Membantu anak untuk bisa berjalan mungkin adalah proses yang paling rumit. Bunda harus terus memantau pergerakan mereka supaya tetap aman dan terlindungi. Belum lagi kadang-kadang akan timbul rasa ingin membandingkan progress si kecil dengan anak lain. Oleh sebab itu, penting bagi Bunda untuk mengetahui mitos dan fakta seputar anak belajar jalan.
Oh iya, Bunda juga bisa rutin melakukan pemijatan di area kaki dan jari jemari si Kecil, karena dengan pemijatan di telapak kaki dan jari jemarinya, maka refleks mencengkeram bayi akan hilang, sehingga bermanfaat bagi kematangan saraf yang berguna saat proses belajar berjalannya. Jangan lupa gunakan Konicare Baby Massage Oil untuk memijat telapak kaki dan jari jemari si Kecil, dengan kandungan Virgin Coconut Oil (VCO) dari ekstrak alami, akan membantu proses pemijatan, membuat ia akan merasa nyaman, rileks dan juga terjaga kelembutan kulitnya.
Photo Credit: Pixabay
yulyana
terima kasih konicare