Nafas sesak adalah suatu kondisi kesehatan saat Anda merasa kesulitan untuk bernafas, baik dari mulut maupun hidung. Kondisi ini bisa menyerang siapa saja, termasuk anak-anak. Saat anak sulit bernafas, tidak sedikit orang tua yang langsung menganggapnya sebagai penyakit asma. Anggapan tersebut memang tidak salah. Namun, selain asma, ada juga beberapa hal lain yang menyebabkan nafas sesak pada anak. Simak ulasan lengkapnya di bawah ini, Bunda.
Suhu udara yang rendah ternyata bisa memicu nafas sesak pada anak, lho, Bunda. Saat si kecil merasa nafasnya menjadi di berat saat berada di tempat bersuhu dingin, ada kemungkinan bahwa ia memiliki alergi. Pada anak yang memiliki alergi dingin, temperatur udara rendah dapat memicu penyempitan pada saluran nafas. Gejalanya ditandai dengan nafas yang berat dan berbunyi ‘ngik-ngik’.
Namun, jika suhu dingin tersebut dikarenakan si kecil berada di tempat tinggi, seperti daerah pegunungan, Bunda tidak perlu terlalu cemas. Di tempat tinggi, kadar oksigen (O2) menjadi rendah. Dengan kadar oksigen yang rendah, sistem pernafasan bekerja lebih keras. Jadi, wajar jika bernafas terasa lebih sulit dilakukan.
Ada kalanya anak merasakan cemas atau gelisah. Entah itu karena nervous sebelum pentas, melakukan kesalahan, atau bahkan saat bertemu orang yang belum dikenal baik. Ya, kondisi seperti ini pun bisa dialami oleh anak-anak. Beberapa anak menunjukkan gejala kesulitan bernafas saat sedang merasa cemas. Kok bisa?
Tubuh manusia bekerja dengan luar biasa. Saat terjadi kondisi yang tidak beres, tubuh akan memberikan reaksi. Hal ini juga terjadi saat si kecil merasa cemas. Saat perasaan cemas muncul, tubuh segera memberikan reaksi berupa kesulitan bernafas. Kondisi ini dapat sembuh dengan sendirinya, setelah anak tidak lagi merasa cemas. Bunda bisa bantu menenangkannya dengan mengusap-usap lengan atau punggung serta memberikan kalimat positif.
Sering kali anak yang memiliki berat badan berlebih dianggap lucu atau menggemaskan. Padahal, kondisi tersebut dapat membahayakan kondisi anak. Berat badan yang berlebih bisa memicu munculnya berbagai penyakit berbahaya di kemudian hari, seperti kolesterol, jantung, dan nafas sesak.
Ya, kondisi kesulitan bernafas juga bisa ditemukan pada anak yang memiliki berat badan berlebih. Penyebabnya tak lain adalah karena tumpukan lemak di bagian dada dan perut anak. Tumpukan lemak tersebut menghimpit paru-paru dan organ pernafasan lain di dalam tubuh. Akibatnya, si kecil merasa berat saat bernafas.
Dikarenakan masih anak-anak, maka cara terbaik untuk menjaga berat tubuh yang ideal bagi anak adalah dengan aktif bergerak. Namun, anak yang merasakan nafas sesak akan kesulitan jika langsung disuruh melakukan gerakan olahraga yang berat. Jadi, Bunda bisa mulai mengajak sang buah hati berjalan kaki di sore hari, misalnya, atau bersepeda santai.
Selain berat badan, Bunda juga perlu memperhatikan posisi tidur si kecil. Beberapa posisi tidur ternyata dapat menghambat jalannya nafas anak. Posisi tidur terbaik untuk anak adalah berbaring terlentang. Dengan terlentang, jalan nafas tidak akan terhalang. Bunda juga sebaiknya memakaikan pakaian tidur yang nyaman dan tidak membuat anak merasa sesak.
Saat anak pergi tidur, usahakan ia benar-benar dalam keadaan rileks. Bunda bisa membacakan cerita dongeng atau mendengarkan curahan hatinya. Wewangian tertentu seperti lavender juga dapat membantu anak tidur nyenyak. Konicare Minyak Telon Plus dengan ekstrak bunga lavender yang menenangkan ini bisa dicoba.
Terakhir, nafas sesak pada anak juga bisa disebabkan oleh asam lambung. Anak-anak pun bisa mengalami kenaikan asam lambung. Ini karena otot pada bagian ujung kerongkongan anak belum sekuat orang dewasa. Otot yang lemah ini menyebabkan refluks asam (asam lambung naik) terjadi.
Pertolongan pertama yang dapat dilakukan adalah dengan meminta anak untuk duduk tegak. Setelah itu, pandu si kecil mengambil nafas dalam-dalam. Jika bisa, gunakan pernafasan perut. Namun, jika anak merasa kesulitan, mengatur nafas biasa pun sudah cukup.
Nafas sesak pada anak tidak boleh dianggap sepele karena bisa berakibat fatal. Dengan mengetahui penyebabnya, Bunda bisa belajar cara-cara pencegahan agar kondisi tersebut tidak terjadi lagi. Sehat selalu untuk Bunda dan si kecil!
Naya
makasih infonya konicare