
Bunda, pernah nggak merasa hari-hari bersama Si Kecil seperti menyusun puzzle tanpa gambar panduan? Kadang manis, kadang bikin frustasi. Apalagi saat memasuki usia 2–4 tahun, fase yang sering disebut Terrible Two, Threenager, dan Fournado. Tiga istilah ini bukan sekadar tren, tapi gambaran nyata soal betapa menantangnya mendampingi anak tumbuh jadi dirinya sendiri.
Tapi tenang, Bun. Di balik tangisan, tantrum, dan sikap keras kepala, sebenarnya ada proses luar biasa yang sedang berlangsung. Yuk, kita bongkar satu-satu potongan puzzlenya!
Terrible Two (Usia 2 Tahun): Semua Mau Sendiri, Semua Harus Sekarang
Di usia ini, Si Kecil mulai menyadari bahwa dirinya adalah individu yang berbeda dari Bunda. Ia belajar berkata "tidak", ia ingin mencoba segalanya sendiri, dan gampang tantrum ketika tidak sesuai keinginannya.
Tips hadapi fase ini:
- Beri pilihan. Contoh: “Mau pakai baju dinosaurus atau baju zebra hari ini?” Dengan pilihan yang Bunda tentukan, Si Kecil tetap merasa punya kendali tanpa membuat Bunda kewalahan.
- Beri rutinitas yang konsisten. Contoh: Jika waktu makan siang selalu jam 12, usahakan konsisten. Rutinitas memberi rasa aman dan mengurangi potensi rewel karena tidak tahu “next-nya apa”.
- Validasi perasaannya. Contoh: Saat anak menangis karena tidak boleh main gunting, katakan, “Bunda tahu kamu ingin pegang gunting, tapi itu berbahaya. Yuk, kita main potong-potong kertas pakai gunting mainan.”
Threenager (Usia 3 Tahun): Drama Kayak Remaja Mini
Usia 3 tahun adalah masa di mana Si Kecil mulai ekspresif secara emosional. Kadang cerewet, kadang terlalu sensitif, kadang tiba-tiba diam. Seperti remaja, tapi versi mini! Ia mulai banyak bertanya, merasa lebih tahu, dan ingin banyak perhatian.
Tips hadapi fase ini:
- Dengarkan, jangan potong. Contoh: Ketika ia bilang, “Aku nggak suka ini, Bun!” tahan untuk tidak langsung membalas. Jawab dengan tenang, “Oke, Bunda mau tahu, kamu marah karena apa?”
- Jangan buru-buru menyalahkan. Contoh: Kalau anak menumpahkan susu, hindari reaksi “Kan Bunda sudah bilang!” Sebaliknya, arahkan, “Yuk, kita lap sama-sama. Lain kali hati-hati ya, sayang.”
- Konsisten dalam aturan. Contoh: Kalau aturan tidak boleh nonton setelah jam 7 malam, meskipun dia ngambek, jangan langsung menyerah. Peluk dan alihkan ke aktivitas lain seperti baca buku.
Fournado (Usia 4 Tahun): Energinya Seperti Tornado!
Masuk usia 4 tahun, anak terlihat lebih percaya diri. Tapi sayangnya, kepercayaan diri itu kadang dibarengi dengan sikap menantang, banyak membantah, dan energi yang nggak habis-habis. Emosinya pun masih labil, kadang semenit tertawa, kadang semenit berikutnya marah.
Tips hadapi fase ini:
- Salurkan energinya. Contoh: Ajak bermain di luar rumah, olahraga ringan, atau bahkan bantu Bunda menyapu agar energinya tersalurkan dengan cara positif.
- Ajari teknik tenang. Contoh: Saat anak mulai marah, ajak tarik napas bersama. “Coba kita napas kayak paus besar, tarik… buang…” Lakukan dengan gaya bermain agar menyenangkan.
- Latih identifikasi emosi. Contoh: Tunjukkan gambar wajah sedih, senang, marah. Ajak anak memilih, “Kamu lagi merasa seperti yang mana, ya?”
Tetap Tenang di Tengah Drama? Bisa Kok, Bun!
Di tengah hari yang rasanya mau meledak karena drama Si Kecil, Bunda juga perlu anchor untuk tetap tenang. Salah satu rutinitas yang bisa jadi momen bonding menenangkan bagi Bunda dan Si Kecil adalah saat mengoleskan Konicare Minyak Telon Plus Lavender.
Tidak hanya menghangatkan tubuh dan meredakan perut kembung, Konicare Minyak Telon Plus Lavender juga dapat melindungi dari gigitan nyamuk hingga 8 jam. Teksturnya lembut, nyaman untuk kulit Si Kecil, dan wanginya lembut premium dari essential oil lavender yang menenangkan, cocok banget di tengah hari penuh emosi.