
Pernah nggak sih, Bun, merasa hari terasa panjang hanya karena satu hal kecil? Apalagi saat Si Kecil memasuki usia 2 sampai 4 tahun, fase dimana segala hal ingin ia eksplorasi, tapi belum sepenuhnya bisa mengungkapkan perasaannya. Di fase ini, tantrum seringkali datang tanpa aba-aba: bisa karena mainannya diambil, minta camilan, atau hanya karena salah warna sendok. Kadang bikin bingung, kadang bikin lelah, tapi semua itu adalah bagian dari proses belajar mereka dalam mengenali emosi.
Tantrum bukan berarti Si Kecil nakal. Sebaliknya, ini adalah cara mereka menunjukkan perasaan saat belum bisa bicara dengan jelas. Nah, sebagai orang tua, kita bisa mendampingi anak menghadapi fase ini dengan lebih sabar dan penuh pengertian. Bukan untuk menghindari tantrum sepenuhnya, tapi untuk membantu anak memahami cara menenangkan diri, dan tentu saja agar Bunda juga bisa tetap tersenyum.
Kenali Pemicu dan Polanya
Langkah pertama yang harus Bunda lakukan dalam menghadapi tantrum adalah memahami kapan dan kenapa Si Kecil melakukannya. Apakah ia merasa lapar, lelah, bosan, atau mungkin butuh perhatian? Banyak tantrum terjadi karena kebutuhan dasar yang belum terpenuhi. Coba perhatikan polanya Bun, kadang hanya dengan mengenali waktunya, Bunda bisa mencegah ledakan kecil ini sebelum terjadi.
Tetap Tenang Saat Emosi Anak Memuncak
Saat Si Kecil mulai menangis, berteriak, atau bahkan berguling di lantai, wajar kalau Bunda merasa ingin segera menghentikannya. Tapi justru di saat seperti itu, yang dibutuhkan anak adalah ketenangan dari orang tuanya. Ambil nafas dalam, duduk di dekatnya, dan beritahu dengan lembut: “Bunda tahu kamu kesal. Nanti kalau kamu sudah tenang, kita ngobrol ya.”
Jika tantrum terjadi di tempat umum, Bunda bisa mengajak Si Kecil ke area yang lebih tenang, bukan untuk menghukum, tapi agar ia bisa menenangkan diri tanpa distraksi. Hindari tatapan sekitar dan fokus pada anak. Peluk, usap punggungnya, atau beri waktu sebentar untuk menenangkan diri. Setelah Si Kecil merasa lebih stabil, Bunda bisa mulai berbicara dengan nada lembut dan validasi perasaannya.
Dengan cara ini, anak belajar bahwa emosinya boleh muncul, tapi juga perlu diatur. Ini adalah bentuk awal dari regulasi emosi, sesuatu yang akan mereka bawa hingga dewasa nanti.
Beri Pilihan, Bukan Paksaan
Salah satu pemicu tantrum adalah rasa kehilangan kendali. Maka dari itu, memberi pilihan bisa membantu anak merasa dilibatkan. Misalnya, “Kamu mau pakai baju yang biru atau yang kuning hari ini?” atau “Mau mandi sekarang atau lima menit lagi?”
Pilihan-pilihan sederhana ini tidak hanya menghindarkan drama, tapi juga melatih anak untuk mengambil keputusan.
Jadikan Rutinitas sebagai Zona Aman
Anak, terutama balita, menyukai rutinitas karena mereka tahu apa yang akan terjadi selanjutnya. Bunda dapat membuat jadwal harian yang konsisten, seperti waktu makan, tidur, bermain, dan mandi. Semakin bisa ditebak harinya, semakin kecil kemungkinan mereka merasa tidak nyaman dan meledak dalam tantrum.
Tenangkan dengan Ritual dan Sentuhan Hangat
Setelah tantrumnya mereda dan Si Kecil mulai tenang, momen mandi bisa menjadi waktu pemulihan yang menyenangkan. Bunda dapat menggunakan Konicare Natural Baby Bath 2in1 sebagai pilihan terbaik untuk membersihkan kulitnya dengan lembut. Formulanya telah teruji Hypoallergenic dan diformulasikan khusus dengan kandungan bahan alami pilihan dan pH balance untuk kulit lembut bayi, jadi Bunda nggak perlu khawatir, meski kulit Si Kecil mudah merah atau kering. Selain itu, formulanya juga tidak pedih di mata dan mudah di bilas.
Selesai mandi, jangan lupa lengkapi dengan pijatan lembut menggunakan Konicare Minyak Telon Plus Lavender. Wangi alami lembut premium dari Lavender Oil membantu menenangkan dan membuat suasana hati Si Kecil jadi lebih rileks, sekaligus melindungi tubuhnya dari gigitan nyamuk hingga 8 jam. Kombinasi ini bisa jadi ritual harian yang bukan hanya menjaga kebersihan dan kenyamanan, tapi juga membantu menjaga emosi anak tetap stabil.
Karena kadang, kunci dari Si Kecil bebas tantrum bukan sekadar menenangkan saat marah, tapi juga menciptakan rutinitas yang membuat tubuh dan pikirannya merasa aman setiap hari. Gimana menurut Bunda?