
Pernah nggak, Bun, kita mengucap sesuatu ke anak, lalu beberapa hari kemudian mereka mengulanginya persis, dengan cara yang sama? Momen seperti itu seringkali membuat kita sadar: ternyata anak benar-benar menyerap apa yang mereka lihat dan dengar. Kadang kita mengira sedang melakukan hal biasa, padahal sebenarnya sedang membentuk sesuatu yang luar biasa. Lewat setiap kalimat, reaksi spontan, hingga kebiasaan kecil sehari-hari, anak sedang belajar cara melihat dunia. Bukan lewat teori atau buku, tapi lewat cara kita bersikap sebagai orang tuanya.
Nah, tapi Bunda tahu nggak, ada beberapa kebiasaan yang mungkin terlihat sepele, tapi diam-diam bisa meninggalkan jejak besar dalam pikiran anak hingga ia dewasa. Apa saja contohnya?
✅ 1. Saat Kita Menertawakan Rasa Takutnya
| “Masa sama serangga aja takut sih?"
| “Gitu aja kok nangis.”
Yang anak pelajari:
| “Takut itu memalukan.”
Akhirnya, ia belajar memendam emosi, dan bisa tumbuh menjadi seseorang yang sulit terbuka atau mengabaikan perasaannya sendiri.
✅ 2. Saat Kita Terlalu Sering Membantunya
| “Udah sini, Bunda aja yang kerjain.”
| “Nggak usah.. Nanti malah berantakan!”
Yang anak pelajari:
| “Aku nggak cukup mampu.”
Anak bisa tumbuh jadi pribadi yang ragu-ragu mengambil keputusan atau takut mencoba hal baru.
✅ 3. Saat Kita Mengungkit-ungkit Biaya atau Pengorbanan
| “Bunda kerja keras loh demi kamu.”
| “Kamu tahu nggak, mahal biaya sekolahmu?”
Yang anak pelajari:
| “Aku adalah beban.”
Ini bisa membentuk rasa bersalah mendalam, membuat anak sulit menerima cinta atau merasa layak dihargai.
✅ 4. Saat Kita Tidak Menepati Janji Kecil
| “Besok ya kita main, Bunda janji.” (Tapi lupa dan tidak diingat lagi.)
Yang anak pelajari:
| “Omongan bisa diabaikan.”
Lambat laun, anak bisa tumbuh menjadi pribadi yang sulit percaya atau tidak menghargai komitmen.
✅ 5. Saat Kita Sibuk Sendiri Saat Ia Bicara
| “Iya, iya, Bunda dengar kok.” (Sambil scroll HP.)
Yang anak pelajari:
| “Aku nggak sepenting itu.”
Anak bisa tumbuh dengan rasa tidak dianggap, dan mencari perhatian di tempat lain.
Kabar Baiknya: Bunda Bisa Membangun Lingkungan yang Lebih Positif
Untuk membentuk karakter anak yang sehat secara emosional, penting bagi kita sebagai orang tua untuk terus belajar dan hadir secara sadar. Beberapa hal sederhana yang bisa Bunda lakukan:
- Mendengarkan dengan empati, tanpa menghakimi.
- Mengapresiasi setiap usaha, bukan hanya hasil akhir.
- Mengelola emosi dengan baik, agar anak punya contoh nyata.
- Menepati janji, sekecil apa pun itu.
- Meluangkan waktu berkualitas, walau hanya 10 menit tanpa distraksi.
- Anak belajar dari yang ia lihat, bukan dari yang ia dengar saja.
Konicare, Teman Perjalanan yang Mengerti
Konicare percaya, setiap sentuhan kecil yang Bunda berikan hari ini bisa membentuk cara anak mencintai dirinya dan dunianya kelak. Karena tumbuh kembang anak bukan hanya soal fisik, tapi juga soal rasa aman, kehangatan, dan perhatian yang konsisten setiap hari.
Itulah mengapa Konicare hadir dengan kehangatan dari rangkaian Minyak Kayu Putih yang lebih alami dan nyaman di hati, siap menemani rutinitas harian keluarga. Tersedia dalam tiga pilihan kehangatan yang bisa disesuaikan dengan kebutuhan:
- Konicare Minyak Kayu Putih Plus dengan level kehangatan yang lembut untuk Si Kecil. Dilengkapi perlindungan 8 jam dari gigitan nyamuk.
- Konicare Minyak Kayu Putih dengan level kehangatan yang pas dan nyaman untuk meredakan perut kembung.
- Konicare Minyak Kayu Putih Hot dengan sensasi hangat ekstra untuk kenyamanan Ayah dan Bunda.
Karena setiap pelukan, pijatan, atau dekapan setelah hari yang panjang bisa jadi momen kecil yang membentuk masa depan anak. Jadi, hari ini Bunda mau mulai dari kebiasaan kecil yang mana dulu? Yuk, temukan cerita inspiratif lainnya di Instagram & TikTok @bundakonicare