Nature & Health

Si Kecil Takut Kotor? Pahami Psikologinya!

Seiring dengan berjalannya waktu, sudah sulit untuk menemukan anak yang bermain sepak bola di lapangan dengan bertelanjang kaki dan panas-panasan. Begitu juga dengan sedikitnya anak yang bermain di bawah derasnya air hujan. Hal ini karena sekarang anak cenderung lebih banyak menghabiskan waktu di dalam ruangan dengan gadget masing-masing. Bahkan tak jarang anak mengalami phobia kotor karena tidak pernah bermain di luar ruangan.

Bagaimana penjelasan tentang rasa takut kotor yang dialami anak? Dan apakah kondisi tersebut bisa disembuhkan? Berikut pembahasannya!

Penyebab timbulnya rasa takut kotor pada anak

Nisfie M.H. Salanto, S.Psi., seorang psikolog anak, mengatakan bahwa jijik atau takut kotor merupakan salah satu bentuk sikap penolakan untuk tidak menyentuh hal-hal yang membuat anak merasa tidak nyaman. Rasa takut dan kekhawatiran ini muncul karena anak mengalami kondisi yang baru pertama ia alami. Jadi, jika anak merasa jijik saat menyentuh pasir atau berjalan di atas genangan untuk pertama kalinya, hal tersebut adalah ekspresi yang wajar.

Ketakutan yang ditunjukkan oleh Si Kecil bisa juga disebabkan karena psikologi anak yang biasanya masih senang berimajinasi secara bebas. Bisa saja saat pertama kali melihat pasir pantai, anak membayangkan akan keluar monster atau hal menakutkan lainnya. Inilah yang kemudian menyebabkan anak takut terhadap suatu hal.

Ketakutan yang dialami Si Kecil bisa juga dipengaruhi oleh lingkungan sekitarnya. Karena anak cenderung masih meniru tingkah laku orang di sekelilingnya, ia bisa belajar rasa takut dari orang tua atau anggota keluarga yang lain. Jika Bunda adalah orang yang juga takut kotor, maka jangan harap Si Kecil menjadi anak yang cuek bermain di atas lumpur atau hujan-hujanan.

Rasa takut kotor bisa juga disebabkan karena adanya trauma yang pernah ia alami. Sama seperti saat anak takut disuntik karena tahu bahwa setelahnya bisa meninggalkan rasa sakit, rasa takut kotor juga bisa disebabkan karena perasaan tidak nyaman yang membekas dalam ingatan Si Kecil sehingga ia cenderung menghindarinya.

Takut kotor wajar terjadi pada anak jika memang hal tersebut merupakan kali pertama ia menyentuh sebuah benda. Namun, hal ini bisa sangat mengganggu psikologi anak jika terus terbawa sampai saat ia dewasa.

Cara menghilangkan ketakutan pada anak

Kotor bukanlah sebuah hal yang harus ditakuti. Bunda harus terlebih dahulu menanamkan pemikiran seperti ini agar bisa membantu Si Kecil menghilangkan rasa takutnya. Sebagai orang yang lebih dewasa, Bunda pasti sudah memahami mana hal yang akan membahayakan anak dan mana yang tidak. Jadi, jangan merasa khawatir jika anak bermain dan menyentuh benda di sekitarnya semenjak ia masih kecil. Jika Bunda sering melarang anak menyentuh benda-benda di sekitarnya, ia akan cenderung tumbuh dengan rasa takut kotor.

Saat berjalan dan ada lumpur atau cipratan air pada alas kakinya, dan anak mulai menunjukkan rasa jijik, berikan pemahaman bahwa hal tersebut tidak masalah. Katakan bahwa alas kaki yang Bunda gunakan juga terkena lumpur dan nanti bisa dibersihkan.

Bunda juga bahkan bisa sengaja mengajak Si Kecil untuk melakukan aktivitas yang membuatnya kotor, misalnya saja memasak kue bersama. Tepung dan telur yang berantakan akan mengotori Si Kecil dan akan membuatnya belajar mengatasi rasa takut kotor yang dirasakannya.

 

Jangan terlalu khawatir dengan rasa takut kotor yang ditunjukkan Si Kecil karena hal tersebut wajar terjadi. Seiring dengan berjalannya waktu, jika Bunda selalu memberikannya contoh untuk tidak takut kotor, anak akan dengan sendirinya melupakan ketakutannya dan bisa beraktivitas dengan bebas.

 

Photo Credit: Pxher

Artikel Lainnya

Komentar Bunda

artianfamilia

thanks informasinya

jusss

artikelnya bermanfaat

vita

terimakasih informasinya

Lihat Komentar Lainnya

Copyright 2009 - 2022 Konimex. All right reserved
Copyright 2009 - 2022 Konimex.
All right reserved